Kamis, 10 Januari 2013

cerpen - Twenty One


Twenty One
Karya : Diah Permatasari

        Setelah ditinggal pergi oleh pacarnya 2 bulan yang lalu untuk kuliah di Bandung, dia merasakan sepi yang teramat dalam dan merasakan betapa susahnya hubungan jarak jauh yang biasa disebut LDR. ‘Hmm long distance realitionsip, ga bisa ketemu, jarang nelfon, sibuk sendiri, kapan ada waktu buat aku L ,’ ujarnya yang sudah tak tahan lagi dengan semua keadaan ini. Oh iya cewek ini bernama Permata Indah , cewek culun yang kalem, pendiam, cengeng, tidak tegaan, dan sifatnya sama dengan perempuan lain yaitu suka gosip. Sekarang Permata sedang dihadang kegalauan yang maha dahsyat, dia bingung tentang perasaannya terhadap pacarnya si Fikri. Semua tahu sejak SMA, Fikri emang selalu sibuk dengan dunianya sendiri, sibuk dengan teman-temannya, sibuk dengan hobinya menggambar. Paling menyebalkan adalah saat Fikri sibuk dengan temannya atau hobinya, dia selalu melupakan Permata sebagai kekasihnya. Saat Permata mengingat masa-masa itu, makin membulatkan tekad Bina untuk mengakhiri hubungan yang baru 5 bulan dijalin.
            Setelah berakhir hubungan Permata dan Fikri, Permata mencoba membuka lembar baru kehidupan. Walaupun saat putus sama Fikri Permata masih dilanda kegalauan walau hanya sebentar hehe :D. Kenapa hanya sebentar? Karena selalu ada Fandy disampingnya saat ia melewati masa-masa kegalauannya. Fandy adalah seorang cowok yang udah dekat sama Permata sejak pertama Permata masuk SMA. Permata mengenal Fandy sebagai orang yang sangat baik, lucu, peduli, dewasa, teman curhat yang baik dan juga mengerti perasaan wanita. Walaupun Permata sangat mengagumi sosok Fandy, tidak ada sedikitpun perasaan untuk menganggap Fandy lebih dari teman. Sosok Fandy dimatanya hanya sebagai sahabat yang lebih memacu ke kakak laki-laki yang memanjakan adiknya. Jadi, ga mungkin dong kalo Permata pacaran sama Fandy J.
            Saat itu, Permata memang tak memerlukan pacar disampingnya. ‘untuk apa punya pacar, kalo udah ada Fandy yang selalu disampingku,’ ujarnya dalam hati. Banyak lelaki mencoba mendekati Permata, tapi tidak direspon Permata sama sekali. Dia tetap berpendirian akan tetap bersama Fandy, dan tidak ada lelaki lain selain Fandy untuk saat itu. Fandy memang tak pernah mengutarakan perasaannya ke Permata, tapi Permata yakin Fandy sayang sama dia melebihi sayangnya Fandy ke teman-teman yang lain. Permata juga merasakan itu dengan melihat tatapan dan senyuman Fandy kepada dirinya. Semoga perasaan Permata benar. Hihi :p
            Suatu hari handphone Permata berdering tanda sms masuk, dalam hati Permata menunjukkan kepastian bahwa yang sms adalah Fandy. Setelah dilihat siapa pengirimnya, ternyata bukan. Sederet nomor baru tertera di handphone Permata, tak ada nama, kemudian Permata membuka dan membaca sms itu, bertuliskan
“ ini no baruku, save ya,‘Siapa sih sms promote no baru tapi ga ada namanya, ga jelas banget nih orang.’ gumam Permata. Permata sama sekali tidak membalas sms itu, tidak begitu penting baginya mencari tahu siapa pemilik no handphone itu.
            Sabtu, 18 Juni 2011  itu adalah hari pembagian raport sekaligus penentuan  jurusan bagi Permata dan teman seangkatannya. Permata sangat menunggu momen ini dan Permata sangat takut menerima kenyataan kalau dia tidak bisa masuk jurusan yang ia inginkan yaitu jurusan IPA. Oh iya, jurusan IPA adalah jurusan yang diidam-idamkan oleh Permata dan Fandy, mereka berdua saling memberikan semangat untuk masuk ke jurusan itu. “tennnoooooot,” bel berbunyi tanda siswa memasuki kelas untuk mendapatkan hasil nilai rapor, sebelum itu Fandy menyempatkan diri untuk menghampiri Permata.
 “ Kita berdua pasti masuk IPA, pasti! Aku bisa pastikan itu. Jadi muka kamu jangan cemas gitu dong, smile J,” Permata tersenyum, dalam hati Permata berkata, ‘Fandy memang selalu tahu mencairkan suasana hatiku yang sedang gundah,’
”Amin, makasih ya bar,” kata Permata.
 “Nah gitu dong senyum J ayo kita masuk kelas,”ujar Fandy.  Kelas Permata dan Fandy bersebelahan, jadi mereka bisa jalan bersama menuju kelas masing-masing.
            Akhirnya pembagian rapor selesai, Permata mendapatkan ranking 12 dari 32 siswa (lumayan hehe) dan Permata juga dapat masuk jurusan IPA. Alhamdulillah J. Permata lihat di luar kelas, sudah ada Fandy menunggu disana, tampak muka Fandy begitu ceria. Menandakan akan menyampaikan kabar baik untuk Permata. Fandy melambaikan tangan ke Permata untuk memanggil Permata agar lebih dekat dengannya. Permata pun menghampiri Fandy,
”Aku dulu atau kamu yang ngasi informasi soal rapor,” kata Permata.
 “kamu dulu aja deh,” ujar Fandy.
“oke, aku ranking 12 dan masuk IPA, yeyeye,” kata Permata dengan ceria.
“huaaaa sama, tapi rankingnya beda,” ujar Fandy sambil tertawa dan diikuti juga dengan tertawanya Permata.
            Permata sampai dirumah, dan memberitakan prestasinya itu kepada ayah dan mamanya. Ayah dan mamanya pun ikut berbahagia atas prestasi yang diraih Permata. Setelah memberitakan prestasinya itu, Permata masuk kamar membaringkan badannya yang lelah. Saat itu Permata bergumam, “aku ga bisa terus-terusan jalani hubungan yang ga jelas ini sama Fandy, semuanya harus jelas!! Aku ga tau perasaanku ke Fandy itu apa, dan aku ga tau perasaan Fandy ke aku itu bagaimana. Aku bingung,” Permata memikirkan itu sampai ia tertidur pulas.
            Dan tidak terasa maghrib telah tiba, Permata pun tak kunjung bangun dari tidurnya. Kemudian mama Permata mengetuk pintu kamar Permata sambil berteriak,
” Nak banguuun, udah maghrib, sholat sholat,” Permata terbangun. Segera mencari handphone, ada satu sms masuk dari nomor yang tidak dikenal, nomor itu lagi. Permata membuka sms itu yang berisi
“Teman-teman pada masuk jurusan apa,” Permata tertegun, ‘jadi pemilik nomor ini anak sma3 seangkatan sama aku, aku jadi penasaran siapa orangnya,’ gumam Permata. Dia segera membalas sms itu,
“ini siapa?” lama Permata menunggu jawaban dari smsnya, akhirnya dibalas juga,
“ini San-san,”  hah San-san? San-san adalah teman sekelasnya Fandy, bagi Permata ia adalah orang yang cuek, ga jelas, dulu Permata pernah dibikin malu oleh San-san. Gini nih ceritanya. Permata ini orangnya ramah banget, siapa aja disenyuminnya. Waktu itu, San-san lewat di depan Permata, Permata udah melemparkan senyum khasnya tapi apa yang dilakukan San-san? Dia hanya melihat Permata tanpa melemparkan senyuman sedikitpun. Permata kesal, baru kali ini ada yang tidak ingin membalas senyumannya. Sebenarnya salah Permata juga sih, orang gak kenal aja disenyumin. Ish ish! Tapi Permata emang orang yang baik, walaupun pernah dibikin malu oleh San-san dia tetap membalas sms San-san dengan baik. Akhirnya malam itu, Permata dan San-san smsan sampai larut malam. Ntah karena keasyikan atau apalah. Penulis juga gak ngerti hehe J
Keesokan harinya 19 Juni 2011, pagi-pagi sekali San-san telah ada di kotak masuk pesan di handphone Permata. Smsnya sih ke semua, tapi kayaknya ini modus, modus pendekatan hehe. Permata pun membalas smsnya. Ntah kenapa, Permata memperlakukan San-san tidak seperti cowok-cowok lainnya. Biasanya Permata tidak pernah ambil pusing dengan sms-sms cowok lain selain Fandy, tapi berbeda dengan San-san. Permata tetap membalas smsnya, dengan senang hati tentunya. Hubungan Permata dan Fandy pun memudar, walaupun Fandy tetap memberikan perhatian yang lebih untuk Permata. Tapi Permata mungkin sudah lelah menunggu, menunggu ungkapan hati Fandy, menunggu Fandy mengungkapkan perasaannya. Mungkin juga Permata terlalu berharap besar pada Fandy dan mungkin Permata cuma GR (gede rasa) dan sebenarnya Fandy itu tidak memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat. MUNGKIN SAJA!!! Jadi, kali ini Permata lebih fokus ke San-San dulu hihi :p. Penilaian Permata tentang SanSan berubah 180º, San-San yang dikenalnya sebagai orang yang aneh seaneh namanya, pendiam ternyata asik dan sangat menghibur Permata. Dan ada percakapannya dengan San-San yang menarik bagi Permata. Ini dia.
“ San-san kemaren ranking berapa di kelasnya?”
“ Malu ah, Permata aja yang bilang dulu.”
“ Kalo Permata ranking 12, hehe.”
“ Wah, kalo san ranking 21. Kok bisa samaan ya ada angka dua dan satunya. 2112. Hhe. Dan angka 21 itu kayaknya istimewa, nama bioskop, film kartun, judul lagu, merk baju dan masih banyak lagi. Itu pake nama ‘Twenty One’. Makanya San-san merasa sangat beruntung bisa ranking 21.”
Sangat-sangat unik dan lucu. Seunik dan selucu namanya San-San.
20 Juni 2011, seperti hari-hari sebelumnya. Pagi-pagi San-San telah ada di kotak masuk Permata. Dan mereka smsan seperti biasa. Setiap kali Permata membaca sms dari San-San, saat itu juga senyum terkembang di bibir Permata. Dan hari itu, Permata disuruh jaga toko sendirian, tak ada yang menemani. Hanyalah sms San-San yang menghiburnya kala itu. Dan setelah membahas tempat tokonya berada, ternyata rumah San-San tepat dibelakang tokonya itu. Jodoh emang gak kemana, selalu didekatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, hehe. Akhirnya saat itu, San-san menawarkan jasa untuk menemani Permata. Permata pun mengiyakan. Akhirnya San-san datang ke toko Permata dengan menggunakan sepeda. Permata sangat senang saat itu. Walaupun mereka tak berbicara banyak tetapi Permata ingin lebih lama dekat dengan San-san. Bisa dibilang Permata sudah mulai menyukai kepribadian San-san. Mereka pun berbicara dengan asiknya, sampai dengan pembicaraan seperti ini.
“ Besok tanggal 21 kan? San-san bilang kan 21 itu ajaib.”
Kata Permata.
“ Iya emang, San-San akan buktikan kalo besok adalah hari keajaiban untuk Permata.”
“ Oh iya?”
“ Iya. Tapi sebelumnya San-san mau nanya.”
“ Nanya apa?”
“ Permata udah punya pacar belum? Kalo udah, San-san gak akan bisa buat 21 itu jadi keajaiban buat Permata.”
“ Belum kok. Emang kenapa?”
“ Oh bagus deh. Gak kenapa-kenapa. Kita lihat besok aja”
Permata bingung tapi San-san senyum-senyum ga jelas. Tidak lama kemudian, San-san pun izin untuk pulang karena hari telah menjelang sore. San-san pulang dengan meninggalkan banyak pertanyaan di otak Permata. Akan ada apa ya dihari besok?
Pertanyaan itu pun dibawanya sampai di rumah. Apa yang akan dilakukan San-san besok untuk membuat 21 itu jadi keajaiban buat Permata. Permata memikirkan itu sampai ia tertidur pula. Keesokan harinya 21 juni 2011, Permata bangun sekitar pukul 05:00. Seperti biasa, bangun-bangun pertama yang dicari adalah handphone. Handphone adalah sahabat terbaik bagi Permata. Kalau tidak ada handphone, maka Permata kan galau segalau-galaunya hehe. Setelah handphone didapatkannya, ia segera membuka kunci dan melihat ada 2 pesan masuk untuk. Setelah dibuka, dua-duanya dari San-san. Permata membuka sms yang pertama, berisikan:
“ Permata balasnya habis bangun tidur aja yaaa,”
Dan Permata membuka sms di bawahnya, yang berisi:
“ ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.”
Permata tersenyum, ternyata ini adalah keajaiban luar biasa pada tanggal 21. Permata segera membalas sms dari San-san. Dan bilang
“ Iya,” singkat padat dan jelas.
Sejak saat itu, setiap bulan tanggal 21 diperingati Permata dan San-san sebagai ‘Twenty One Day’ dan mereka tidak lupa untuk mengingatkan satu sama lain dengan mengucapkan ‘HAPPY TWENTY ONE DAY’. Dan mereka berharap mereka dapat memperingati hari 21 ini beribu-ribu tahun lamanya. Penulis juga berharap, ‘Twenty One’ akan selalu abadi dihati Permata dan San-san. Amin J




SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar