Bismillah..
Untuk kedua orang yang
menginspirasi..
Pada tahun 2008 silam, kampungku
kedatangan seorang ustadz (begitulah warga memanggilnya) dari kota besar.
Ustadz ini adalah seorang ustadz muda, single, pandai ceramah dan fasih
berbahasa Arab. Kedatangan ustadz ini dalam rangka PPL untuk mengajar bahasa
Arab di salah satu SMA di kota kecilku. PPL? Iya benar, beliau adalah seorang
mahasiswa semester akhir yang ke kotaku hanya untuk menyelesaikan studinya.
Tapi siapa yang sangka beliau menemukan jodohnya di kota kecil ini.
Tak pernah dibayangkan olehnya
maupun oleh orang-orang bahwa dia akan menemukan seorang gadis yang akan
dinikahinya di kota ini. Karena niatnya ke kota itu hanya untuk mengajar dalam
rangka menyelesaikan studinya. Tapi sampai suatu saat, beliau melihat seorang
gadis yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggal beliau, lebih tepatnya selisih
dua rumah dari tempat tinggal ustadz tersebut.
Gadis itu dilahirkan di keluarga
yang sederhana tapi bahagia, dari ayah yang lembut tapi tegas, dari ibu yang
cerewet tapi super perhatian. Gadis ini anak kedua dari 5 bersaudara, memiliki
satu kakak perempuan, 2 adik perempuan dan satu adik laki-laki. Menurutku,
hidup gadis ini bahagia, tak ada satupun yang kurang darinya. Masalah fisik,
gadis ini sangat sederhana, bersahaja dan inner
beauty-lah yang terpancar darinya. Gadis ini benar-benar baik, tak
mengherankan sering kali gadis inilah yang menjadi kepercayaan kedua orang
tuanya untuk mengurus rumah. Ia sangat bisa diandalkan, dia seorang yang rajin
dan sangat baik dengan adik-adiknya. How kind she is, I’m sure! Bahkan sang
ustadz jatuh hati padanya karena ia sering menyapu di teras rumahnya setiap
hari. Hanya karena menyapu teras rumahnya setiap hari.
Gadis ini pula yang paham agama
diantara saudaranya, bisa dibilang dia seorang yang hanif. Dia yang sering
mengingatkan kebaikan di keluarganya. Dan bahkan di umurnya 19 tahun, dia
berkata siap untuk menikah untuk menghindari perzinahan. Dan bahkan orangtuanya
sangat percaya untuk melepaskannya menikah di umur belia tersebut karena mereka
yakin gadis ini telah memiliki sifat keibuan dan mengerti urusan-urusan rumah
tangga. (sedangkan aku? Di umur segini masih dibilang anak kecil. Wokeh -_-)
Skenario Allah memang indah,
disaat keinginan sang gadis untuk menikah. Allah hadirkan seorang pemuda
tangguh dari kota yang jauh siap menikahinya. Allah menetapkan ustadz tersebut
di kota ini hanya untuk bertemu jodohnya. Dibalik ini, ada pelajaran untukku
dan juga untukmu “Jodoh pasti bertemu dalam waktu yang telah Allah tetapkan”
dan “Jodoh datang dari arah mana saja hingga arah yang tak pernah dikira”.
Oh iya, kukatakan pemuda ini
sangat tangguh sekali. Begitu hebatnya, begitu beraninya beliau untuk berbicara
dihadapan orang tua untuk menikahi anak gadisnya. Disaat beliau belum memiliki
apapun, masih mahasiswa begitu juga dengan gadis itu. Beliau juga menjamin
bahwa gadis ini tak akan berhenti kuliah. Beliau berjanji akan berusaha keras
sampai si gadis menyandang gelar sarjana. Ma syaa Allah, mendengar hal tersebut
tak ada keraguan di hati orang tua si gadis untuk menikahi pemuda tersebut
dengan anaknya.
Proses yang cukup singkat dari
awal sang ustadz menyampaikan maksudnya kepada orangtua si gadis sampai pada
pernikahan. Pernikahannya sederhana namun begitu haru dan khidmat. Aaah aku
masih dapat membayangkan hari itu. Hari bahagia kedua orang hebat ini. Setelah
pernikahan ini, aku ceritakan kepada teman-temanku bahwa ada yang menikah tanpa
proses pacaran. Begitu bangganya kuceritakan kisah ini pada teman-temanku karena
hal ini sangat asing bagiku maupun teman-temanku. Dan memotivasiku dan juga
mereka bahwa pacaran setelah pernikahan itu lebih indah.
(to be continued)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar