Senin, 16 Mei 2016

untukmu, yang masih ragu



Bismillah..
Untuk kedua orang yang menginspirasi..
Pada tahun 2008 silam, kampungku kedatangan seorang ustadz (begitulah warga memanggilnya) dari kota besar. Ustadz ini adalah seorang ustadz muda, single, pandai ceramah dan fasih berbahasa Arab. Kedatangan ustadz ini dalam rangka PPL untuk mengajar bahasa Arab di salah satu SMA di kota kecilku. PPL? Iya benar, beliau adalah seorang mahasiswa semester akhir yang ke kotaku hanya untuk menyelesaikan studinya. Tapi siapa yang sangka beliau menemukan jodohnya di kota kecil ini.
Tak pernah dibayangkan olehnya maupun oleh orang-orang bahwa dia akan menemukan seorang gadis yang akan dinikahinya di kota ini. Karena niatnya ke kota itu hanya untuk mengajar dalam rangka menyelesaikan studinya. Tapi sampai suatu saat, beliau melihat seorang gadis yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggal beliau, lebih tepatnya selisih dua rumah dari tempat tinggal ustadz tersebut.
Gadis itu dilahirkan di keluarga yang sederhana tapi bahagia, dari ayah yang lembut tapi tegas, dari ibu yang cerewet tapi super perhatian. Gadis ini anak kedua dari 5 bersaudara, memiliki satu kakak perempuan, 2 adik perempuan dan satu adik laki-laki. Menurutku, hidup gadis ini bahagia, tak ada satupun yang kurang darinya. Masalah fisik, gadis ini sangat sederhana, bersahaja dan inner beauty-lah yang terpancar darinya. Gadis ini benar-benar baik, tak mengherankan sering kali gadis inilah yang menjadi kepercayaan kedua orang tuanya untuk mengurus rumah. Ia sangat bisa diandalkan, dia seorang yang rajin dan sangat baik dengan adik-adiknya. How kind she is, I’m sure! Bahkan sang ustadz jatuh hati padanya karena ia sering menyapu di teras rumahnya setiap hari. Hanya karena menyapu teras rumahnya setiap hari.
Gadis ini pula yang paham agama diantara saudaranya, bisa dibilang dia seorang yang hanif. Dia yang sering mengingatkan kebaikan di keluarganya. Dan bahkan di umurnya 19 tahun, dia berkata siap untuk menikah untuk menghindari perzinahan. Dan bahkan orangtuanya sangat percaya untuk melepaskannya menikah di umur belia tersebut karena mereka yakin gadis ini telah memiliki sifat keibuan dan mengerti urusan-urusan rumah tangga. (sedangkan aku? Di umur segini masih dibilang anak kecil. Wokeh -_-)
Skenario Allah memang indah, disaat keinginan sang gadis untuk menikah. Allah hadirkan seorang pemuda tangguh dari kota yang jauh siap menikahinya. Allah menetapkan ustadz tersebut di kota ini hanya untuk bertemu jodohnya. Dibalik ini, ada pelajaran untukku dan juga untukmu “Jodoh pasti bertemu dalam waktu yang telah Allah tetapkan” dan “Jodoh datang dari arah mana saja hingga arah yang tak pernah dikira”.
Oh iya, kukatakan pemuda ini sangat tangguh sekali. Begitu hebatnya, begitu beraninya beliau untuk berbicara dihadapan orang tua untuk menikahi anak gadisnya. Disaat beliau belum memiliki apapun, masih mahasiswa begitu juga dengan gadis itu. Beliau juga menjamin bahwa gadis ini tak akan berhenti kuliah. Beliau berjanji akan berusaha keras sampai si gadis menyandang gelar sarjana. Ma syaa Allah, mendengar hal tersebut tak ada keraguan di hati orang tua si gadis untuk menikahi pemuda tersebut dengan anaknya.

Proses yang cukup singkat dari awal sang ustadz menyampaikan maksudnya kepada orangtua si gadis sampai pada pernikahan. Pernikahannya sederhana namun begitu haru dan khidmat. Aaah aku masih dapat membayangkan hari itu. Hari bahagia kedua orang hebat ini. Setelah pernikahan ini, aku ceritakan kepada teman-temanku bahwa ada yang menikah tanpa proses pacaran. Begitu bangganya kuceritakan kisah ini pada teman-temanku karena hal ini sangat asing bagiku maupun teman-temanku. Dan memotivasiku dan juga mereka bahwa pacaran setelah pernikahan itu lebih indah.

(to be continued)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar